WPAP ( Wedha’s Pop Art Portrait) adalah gaya ilustrasi potret manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang didominasi bidang-bidang datar marak warna depan, tengah dan belakang untuk menimbulkan dimensi, yang dibentuk dari garis-garis imajiner tegas dimana bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya dengan proses tracing kreatif yang tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di trace.
SEJARAH WPAP
Menggambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi sesuatu yang mahal buat Wedha Abdul Rasyid, yang kemudian membuatnya memikirkan cara melukis atau menggambar wajah manusia dengan lebih mudah. Cara yang menurut beliau memungkinkan menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna kulit manusia yang sulit, cara tanpa tuntutan ketrampilan yang memadai untuk memulas.
WPAP community http://wpapcommunity.com/wpap/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=35#ixzz1Lp3nDkQJ
Dan mulailah pada sekitar tahun 1990-1991 beliau mengilustrasikan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis. Di dalam proses manual beliau menemukan cara yang mudah dan semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang beliau temukan, semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang beliau hasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Walaupun pada kenyataannya karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap saja beliau anggap hanya sebagai karya yang paling mudah membuatnya untuk memenuhi tugas beliau sebagai illustrator. Perasaan inilah yang membelenggunya untuk tidak mempublikasikannya secara luas, kecuali untuk pengisi halaman 3 majalahnya.
Memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan beliau bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada hari 22 juni 2007. Seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang hari itu sengaja ditemuinya, mengatakan bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu baru kali ini melihat karya semacam karyanya. Dan melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha dan bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan.
sumber :wpapcommunity.com
gambar : facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar