Rabu, 08 Juni 2011
KOSTUM BARU REAL MADRID 2011/2012
jersey resmi El Real musim depan ^^
TAMPAK KOSTUM 2011/2012- HOME
DETAIL
TAMPAK KOSTUM 2011/2012- AWAY
DETAIL
Mari Bandingkan dengan kostum musim lalu (2010/2011)
KOSTUM 2010/2011
Sabtu, 30 April 2011
ADIDAS
Sejarah produsen sepatu olahraga paling terkenal di dunia, Adidas, dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf)Dassler di ruang cuci milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brothers OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu ‘Puma’ sedangkan Adi membuat merk ‘Adidas.’ Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni ‘das’ sehingga menjadi kata ‘Adidas’. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.
evolusi logo adidas
adidas edisi batik
sepatu adidas adipure
sepatu adidas Jerman
simber : google
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu ‘Puma’ sedangkan Adi membuat merk ‘Adidas.’ Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni ‘das’ sehingga menjadi kata ‘Adidas’. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.
evolusi logo adidas
adidas edisi batik
sepatu adidas adipure
sepatu adidas Jerman
simber : google
KLENTENG (Tugas Akhir)
Klenteng dibangun pertama kali pada tahun 1650 oleh Letnan Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng. Kelenteng ini dipersembahkan kepada Dewi Koan-Im (Dewi Welas Asih).
Dari kata Kwan Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya lebih mengenal kata Klenteng daripada Vihara, yang kemudian melafalkannya sebagai Klenteng hingga saat ini.
Klenteng juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian dari karakter 廟 (miao). Ini adalah sebutan umum bagi klenteng di Cina.
Pada mulanya 廟 "Miao" adalah tempat penghormatan pada leluhur 祠 "Ci" (rumah abuh). Pada awalnya masing-masing marga membuat "Ci" untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh. Para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga/family/klan mereka. Dari perjalanan waktu maka timbullah penghormatan pada para Dewa/Dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus untuk para Dewa/Dewi yang sekarang ini kita kenal sebagai Miao yang dapat dihormati oleh berbagai macam marga, suku. Saat ini masih di dalam "Miao" masih juga bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) di khususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para sanak keluarga/marga/klan masing-masing. Ada pula di dalam "Miao" disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran/agama leluhur seperti ajaran-ajaran Konghucu, Lao Tze dan bahkan ada pula yang mempelajari ajaran Buddha.
Miao - atau Kelenteng (dalam bahasa Jawa) dapat membuktikan selain sebagai tempat penghormatan para leluhur, para Suci (Dewa/Dewi), dan tempat mempelajari berbagai ajaran - juga adalah tempat yang damai untuk semua golongan tidak memandang dari suku dan agama apa orang itu berasal.
Saat ini Miao (Kelenteng) bukan lagi milik dari marga, suku, agama, organisasi tertentu tapi adalah tempat umum yang dipakai bersama.
Klenteng dapat dikatakn bukan milik Khong Hu Cu namun milik orang keturunan China. Jadi ajaran yang diajarkan di Klenteng dapat saja Ajaran Buddha, TAO, atau pun KHong Hu Cu. Akhir-akhir ini kekeliruan terjadi karena Klenteng di klaim milik ajaran agama tertentu
Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dari klenteng dan vihara. Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Cina.
Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa G30S pada tahun 1965. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama Sansekerta atau Pali, mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan vihara.
Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi, banyak vihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada vihara atau menamakan diri sebagai Tempat Ibadah Tridharma (TITD)
Klenteng Sam Po Kong di Semarang
salah satu klenteng extrim di Tiongkok
sumber : wikipedia, google, klenteng.com
Dari kata Kwan Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya lebih mengenal kata Klenteng daripada Vihara, yang kemudian melafalkannya sebagai Klenteng hingga saat ini.
Klenteng juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian dari karakter 廟 (miao). Ini adalah sebutan umum bagi klenteng di Cina.
Pada mulanya 廟 "Miao" adalah tempat penghormatan pada leluhur 祠 "Ci" (rumah abuh). Pada awalnya masing-masing marga membuat "Ci" untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh. Para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga/family/klan mereka. Dari perjalanan waktu maka timbullah penghormatan pada para Dewa/Dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus untuk para Dewa/Dewi yang sekarang ini kita kenal sebagai Miao yang dapat dihormati oleh berbagai macam marga, suku. Saat ini masih di dalam "Miao" masih juga bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) di khususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para sanak keluarga/marga/klan masing-masing. Ada pula di dalam "Miao" disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran/agama leluhur seperti ajaran-ajaran Konghucu, Lao Tze dan bahkan ada pula yang mempelajari ajaran Buddha.
Miao - atau Kelenteng (dalam bahasa Jawa) dapat membuktikan selain sebagai tempat penghormatan para leluhur, para Suci (Dewa/Dewi), dan tempat mempelajari berbagai ajaran - juga adalah tempat yang damai untuk semua golongan tidak memandang dari suku dan agama apa orang itu berasal.
Saat ini Miao (Kelenteng) bukan lagi milik dari marga, suku, agama, organisasi tertentu tapi adalah tempat umum yang dipakai bersama.
Klenteng dapat dikatakn bukan milik Khong Hu Cu namun milik orang keturunan China. Jadi ajaran yang diajarkan di Klenteng dapat saja Ajaran Buddha, TAO, atau pun KHong Hu Cu. Akhir-akhir ini kekeliruan terjadi karena Klenteng di klaim milik ajaran agama tertentu
Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan dari klenteng dan vihara. Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain daripada fungsi spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Cina.
Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa G30S pada tahun 1965. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah Orde Baru. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama Sansekerta atau Pali, mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan vihara.
Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi, banyak vihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada vihara atau menamakan diri sebagai Tempat Ibadah Tridharma (TITD)
Klenteng Sam Po Kong di Semarang
salah satu klenteng extrim di Tiongkok
sumber : wikipedia, google, klenteng.com
WPAP
WPAP ( Wedha’s Pop Art Portrait) adalah gaya ilustrasi potret manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang didominasi bidang-bidang datar marak warna depan, tengah dan belakang untuk menimbulkan dimensi, yang dibentuk dari garis-garis imajiner tegas dimana bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya dengan proses tracing kreatif yang tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di trace.
SEJARAH WPAP
Menggambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi sesuatu yang mahal buat Wedha Abdul Rasyid, yang kemudian membuatnya memikirkan cara melukis atau menggambar wajah manusia dengan lebih mudah. Cara yang menurut beliau memungkinkan menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna kulit manusia yang sulit, cara tanpa tuntutan ketrampilan yang memadai untuk memulas.
WPAP community http://wpapcommunity.com/wpap/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=35#ixzz1Lp3nDkQJ
Dan mulailah pada sekitar tahun 1990-1991 beliau mengilustrasikan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis. Di dalam proses manual beliau menemukan cara yang mudah dan semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang beliau temukan, semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang beliau hasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Walaupun pada kenyataannya karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap saja beliau anggap hanya sebagai karya yang paling mudah membuatnya untuk memenuhi tugas beliau sebagai illustrator. Perasaan inilah yang membelenggunya untuk tidak mempublikasikannya secara luas, kecuali untuk pengisi halaman 3 majalahnya.
Memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan beliau bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada hari 22 juni 2007. Seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang hari itu sengaja ditemuinya, mengatakan bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu baru kali ini melihat karya semacam karyanya. Dan melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha dan bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan.
sumber :wpapcommunity.com
gambar : facebook
SEJARAH WPAP
Menggambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi sesuatu yang mahal buat Wedha Abdul Rasyid, yang kemudian membuatnya memikirkan cara melukis atau menggambar wajah manusia dengan lebih mudah. Cara yang menurut beliau memungkinkan menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna kulit manusia yang sulit, cara tanpa tuntutan ketrampilan yang memadai untuk memulas.
WPAP community http://wpapcommunity.com/wpap/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=35#ixzz1Lp3nDkQJ
Dan mulailah pada sekitar tahun 1990-1991 beliau mengilustrasikan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis. Di dalam proses manual beliau menemukan cara yang mudah dan semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang beliau temukan, semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang beliau hasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Walaupun pada kenyataannya karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap saja beliau anggap hanya sebagai karya yang paling mudah membuatnya untuk memenuhi tugas beliau sebagai illustrator. Perasaan inilah yang membelenggunya untuk tidak mempublikasikannya secara luas, kecuali untuk pengisi halaman 3 majalahnya.
Memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan beliau bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada hari 22 juni 2007. Seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang hari itu sengaja ditemuinya, mengatakan bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu baru kali ini melihat karya semacam karyanya. Dan melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha dan bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan.
sumber :wpapcommunity.com
gambar : facebook
SEPEDA FIXIE
Fixed Gear atau yang lebih nyaman dengan menyebutnya dengan sepeda Fixie, saat ini sedang trend dikalangan goweser tanah air. Selain untuk alat transportasi dan olahraga saat ini Fixie sudah menjadi gaya hidup diberbagai lapisan masyarakat pencinta sepeda.
Sebenarnya apakah Fixie itu, awal mulanya lebih dikenal dengan Fixed Wheel, berkaitan erat dengan single speed bicycle.
Fixed Gear bicycle atau Fixed Wheel bicycle, kemudian di kenal di USA dengan istilah Fixie. Sebuah alat transportasi sepeda tanpa menggunakan Free Wheel.
Sproket (gear belakang) tanpa free wheel langsung menancap pada fixed Hub. Ketika roda belakang berputar maka pedal akan berputar searah dengan putaran roda belakang. Hal tersebut memungkinkan pengendara sepeda fixie dapat menghentikan laju sepeda tanpa menggunkan Rem (brake).
Untuk menghentikan laju sepeda, pengendara hanya perlu menarik kebelakang berlawanan arah pedal crank, secara otomatis roda akan melambat dan berhenti.
Dalam dunia balap sepeda, fixed gear di gunakan pada kompetisi Track cycling yang biasanya di lakukan di sebuah Velodrome (sebuah lintasan balap yang berbentuk oval tanpa ujung).
Seiring dengan berkembangnya jaman, sepeda fixed tidak hanya digunakan di lintasan Velodrome tapi sudah mulai merambah ke lintasan jalan raya, sebagai alat transportasi harian. Di Amerika sepeda fixie jalan raya awalnya dikenalkan oleh para bicycle messengers.
Meskipun Legalitas Sepeda Fixie diberbagai negara maju masih menjadi pertentangan, hingga saat ini para pengguna Fixed semakin bertambah dan merebak diberbagai negara.
sumber : zonasepeda.com
gambar : google, koleksi
Sebenarnya apakah Fixie itu, awal mulanya lebih dikenal dengan Fixed Wheel, berkaitan erat dengan single speed bicycle.
Fixed Gear bicycle atau Fixed Wheel bicycle, kemudian di kenal di USA dengan istilah Fixie. Sebuah alat transportasi sepeda tanpa menggunakan Free Wheel.
Sproket (gear belakang) tanpa free wheel langsung menancap pada fixed Hub. Ketika roda belakang berputar maka pedal akan berputar searah dengan putaran roda belakang. Hal tersebut memungkinkan pengendara sepeda fixie dapat menghentikan laju sepeda tanpa menggunkan Rem (brake).
Untuk menghentikan laju sepeda, pengendara hanya perlu menarik kebelakang berlawanan arah pedal crank, secara otomatis roda akan melambat dan berhenti.
Dalam dunia balap sepeda, fixed gear di gunakan pada kompetisi Track cycling yang biasanya di lakukan di sebuah Velodrome (sebuah lintasan balap yang berbentuk oval tanpa ujung).
Seiring dengan berkembangnya jaman, sepeda fixed tidak hanya digunakan di lintasan Velodrome tapi sudah mulai merambah ke lintasan jalan raya, sebagai alat transportasi harian. Di Amerika sepeda fixie jalan raya awalnya dikenalkan oleh para bicycle messengers.
Meskipun Legalitas Sepeda Fixie diberbagai negara maju masih menjadi pertentangan, hingga saat ini para pengguna Fixed semakin bertambah dan merebak diberbagai negara.
sumber : zonasepeda.com
gambar : google, koleksi
FINAL WIMBLEDON 2008
Pertandingan Final Wimbledon 2008 yang mempertemukan Rafael Nadal dan Roger Federrer menjadi partai final terlama disaat itu.
Kebetulan dirumah saya baru masang TV Kabel Indovision jadi bisa liat LIVE dari ESPN, hehe...
Seingat saya pertandingan dimulai pukul 21.00 WIB tp setelah itu pertandingan berjalan sangat seru sekali, sampe-sampe ga terasa udah jam 3 pagi baru selesai (jam 22.00 waktu setempat)
Akhirnya Rafael nadal berhasil jadi juara saat itu(lupa skor'a, silakan googling aja...)
Biarpun lama tapi seru jadi ga rugi nonton'a,hehehe....
RAFAEL NADAL (SPANYOL)
ROGER FEDERER (SWISS)
Kamis, 28 April 2011
DERITA MENGANTRE TIKET FINAL AFF 2010
Masih Ingat dengan Piala AFF 2010 Desember lalu?
Penampilan Timnas yang mengejutkan dengan komposisi pemain baru dan beberapa pemain naturalisasi seperti Christian Gonzales dan Irfan Bachdim mampu menghipnotis seluruh Rakyat Indonesia untuk lebih mencintai Timnas Garuda...
saluran TV hampir pasti mengulas tentang kiprah timnas maupun bbrp pemain, acara gosip pun tidak lepas dari lapangan hijau saat itu.
Sayang, harapan rakyat Indonesia untuk merasakan gelar di Kandang pupus setelah dikalahkan Timnas Malaysia pada final leg 1 di Malaysia dengan skor 3-0. Padahal, Malaysia adalah tim yang dikalahkan dengan skor telak 5-1 pada babak penyisihan ggrup A di GBK.
Tidak disangka, meski telah kalah 3-0 di leg 1 final, antusiasme para pendukung untuk mendukung timnas saat berlaga di GBK 3 hari kemudian ternyata tidak memudar,, buktinya saya yang ikut mengantre tiket Final bahkan harus sejak jam 3 pagi berdiri didepan loket GBK padahal loket baru dibuka pukul 10.00. Meskipun, akhirnya saya harus pulang dengan tertunduk lesu (+ngantuk tentunya) karena 20 menit setelah loket dibuka diumumkan bahwa tiket habis.
Kerusuhan pun tak terelakkan bahkan di Pintu tempat saya antre diberitakan memakan korban 1 orang akibat kerusuhan tsb.
suasana antrean tiket AFF
persiapan timnas menghadapi Malaysia di Final Leg 2
Kekalahan leg 1 dari Malaysia 3-0
Penampilan Timnas yang mengejutkan dengan komposisi pemain baru dan beberapa pemain naturalisasi seperti Christian Gonzales dan Irfan Bachdim mampu menghipnotis seluruh Rakyat Indonesia untuk lebih mencintai Timnas Garuda...
saluran TV hampir pasti mengulas tentang kiprah timnas maupun bbrp pemain, acara gosip pun tidak lepas dari lapangan hijau saat itu.
Sayang, harapan rakyat Indonesia untuk merasakan gelar di Kandang pupus setelah dikalahkan Timnas Malaysia pada final leg 1 di Malaysia dengan skor 3-0. Padahal, Malaysia adalah tim yang dikalahkan dengan skor telak 5-1 pada babak penyisihan ggrup A di GBK.
Tidak disangka, meski telah kalah 3-0 di leg 1 final, antusiasme para pendukung untuk mendukung timnas saat berlaga di GBK 3 hari kemudian ternyata tidak memudar,, buktinya saya yang ikut mengantre tiket Final bahkan harus sejak jam 3 pagi berdiri didepan loket GBK padahal loket baru dibuka pukul 10.00. Meskipun, akhirnya saya harus pulang dengan tertunduk lesu (+ngantuk tentunya) karena 20 menit setelah loket dibuka diumumkan bahwa tiket habis.
Kerusuhan pun tak terelakkan bahkan di Pintu tempat saya antre diberitakan memakan korban 1 orang akibat kerusuhan tsb.
suasana antrean tiket AFF
persiapan timnas menghadapi Malaysia di Final Leg 2
Kekalahan leg 1 dari Malaysia 3-0
Selasa, 19 April 2011
CAGAR BUDAYA
Cagar Budaya
Pengertian Taman Kota
Menurut UU No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, yang dimaksud dengan benda cagar budaya adalah : (dalam Bab 1 pasal 1)
1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
Sedangkan Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
Cagar Budaya Golongan A
1. Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah.
2. Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya.
3. Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama / sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada.
4. Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya.
5. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.
Cagar Budaya Golongan B
1. Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya
2. Pemeliharan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap, dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting.
3. Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan
4. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.
Cagar Budaya Golongan C
1. Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk atap bangunan
2. Detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan
3. Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan
4. Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota.
Pengertian Taman Kota
Menurut UU No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, yang dimaksud dengan benda cagar budaya adalah : (dalam Bab 1 pasal 1)
1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
Sedangkan Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.
Cagar Budaya Golongan A
1. Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah.
2. Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya.
3. Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama / sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada.
4. Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya.
5. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.
Cagar Budaya Golongan B
1. Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya
2. Pemeliharan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap, dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting.
3. Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan
4. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.
Cagar Budaya Golongan C
1. Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk atap bangunan
2. Detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan
3. Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan
4. Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota.
Rabu, 13 April 2011
KONSERVASI ARSITEKTUR
Pengertian Konservasi
"Konservasi (Conservation), terdiri atas kata "con" (together) dan "servare" (keep/save) yang berarti upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use)."
....................................................................................................................Theodore Roosevelt (1902).
"Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan."
....................................................................................................................Wikipedia.
Sedangkan Konservasi Arsitektur menurut saya dapat diartikan sebagai upaya pelestarian dan perlindungan hasil karya Arsitektur dalam kelangsungannya dalam lingkungan.
KOTA TUA
"Konservasi (Conservation), terdiri atas kata "con" (together) dan "servare" (keep/save) yang berarti upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use)."
....................................................................................................................Theodore Roosevelt (1902).
"Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan."
....................................................................................................................Wikipedia.
Sedangkan Konservasi Arsitektur menurut saya dapat diartikan sebagai upaya pelestarian dan perlindungan hasil karya Arsitektur dalam kelangsungannya dalam lingkungan.
KOTA TUA
Selasa, 08 Maret 2011
Rabu, 02 Februari 2011
ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DENGAN METODE KRITIK DEPIKTIF
Kritik Depiktif yaitu : metode kritik dalam arsitektur yang cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik, karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (kode: JAKK), dikenal pula sebagai Stasiun Beos adalah stasiun kereta api yang berusia cukup tua di Kota Tua Jakarta dan ditetapkan oleh Pemerintah Kota sebagai cagar budaya. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur.
Keberadaannya pada saat ini diributkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal, stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.
Sejarah
Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.
Yang pertama, Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.
Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.
Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan.
Masa kini
Stasun Jakarta Kota akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Walau masih berfungsi, di sana-sini terlihat sudut-sudut yang kurang terawat. Keberadaannya pun mulai terusik dengan adanya kabar mau dibangun mal di atas bangunan stasiun. Demikian pula kebersihannya yang kurang terawat, sampah beresrakan di rel-rel kereta. Selain itu, banyak orang yang tinggal di samping kiri kanan rel di dekat stasiun mengurangi nilai estetika stasiun kebanggaan ini. Pihak KA sendiri seolah-olah tidak memperhatikan hal ini.
Ciri khas yang mudah diingat dari stasiun ini adalah struktur atap melengkung yang mengekspos baja. Terlihat sangat indah dan kesan kuat semakin terasa. Stasiun ini selalu dipenuhi penumpang baik pagi hari, siang, ataupun malam. Di depan stasiun ini pun dipenuhi banyak kendaraan umum yang mengantre menunggu para calon penumpang.
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (kode: JAKK), dikenal pula sebagai Stasiun Beos adalah stasiun kereta api yang berusia cukup tua di Kota Tua Jakarta dan ditetapkan oleh Pemerintah Kota sebagai cagar budaya. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur.
Keberadaannya pada saat ini diributkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal, stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.
Sejarah
Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.
Yang pertama, Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.
Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.
Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan.
Masa kini
Stasun Jakarta Kota akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Walau masih berfungsi, di sana-sini terlihat sudut-sudut yang kurang terawat. Keberadaannya pun mulai terusik dengan adanya kabar mau dibangun mal di atas bangunan stasiun. Demikian pula kebersihannya yang kurang terawat, sampah beresrakan di rel-rel kereta. Selain itu, banyak orang yang tinggal di samping kiri kanan rel di dekat stasiun mengurangi nilai estetika stasiun kebanggaan ini. Pihak KA sendiri seolah-olah tidak memperhatikan hal ini.
Ciri khas yang mudah diingat dari stasiun ini adalah struktur atap melengkung yang mengekspos baja. Terlihat sangat indah dan kesan kuat semakin terasa. Stasiun ini selalu dipenuhi penumpang baik pagi hari, siang, ataupun malam. Di depan stasiun ini pun dipenuhi banyak kendaraan umum yang mengantre menunggu para calon penumpang.
ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DENGAN METODE KRITIK INTERPRETIF
K R I T I K I N T E R P R E T I F
• Kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal
• Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.
• Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat
• Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan (biasanya perubahan cara pandang dengan “metafor” terhadap bangunan yang kita lihat)
• Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami
• Membangun satu karya “bayangan” yang independen melalui bangunan sebagaimana miliknya, ibarat sebuah kendaraan.
KAMPUS G Universitas Gunadarma
Sebagai Mahasiswa Arsitektur Universitas Gunadarma, memang sudah kewajiban saya menerima untuk menimba ilmu di gedung G ini, dari 4 Kampus yang ada di Depok (D, E, G, H-red) 97% waktu kuliah saya adalah di kampus ini.Dari segi desain bangunan ini Nampak tak jauh beda dari bangunan kampus Gunadarma yang lainnya, namun saat berada di dalamnya, perbedaan sangat terasa di Kampus ini.
Dari segi fasilitas, gedung ini bisa dibilang di-“anak tiri”-kan, selain jumlah mahasiswa yang sedikit (sehingga suasana sore hari sering sekali sangat sepi), parkiran motor yang panas (sebelum tahun ajaran baru 2010 parkir motor tidak ada atap), serta parkir mobil yang sempit (kadang harus parkir parallel dengan “gigi netral” agar Pak Satpam bisa mendorong bila ada mobil lain yang ingin keluar, ruangan kelas pun sangat panas (belum semua ruangan diberi AC), serta tidak adanya fasilitas Internet Lounge di kampus ini seperti di kampus E atau D.
Mungkin mood kuliah saya selama 4 tahun ini akan sedikit lebih bersemangat kalau saja fasilitas di G ini disamaratakan dengan kampus lainnya, dengan vegetasi yang ditambah misalnya, agar suasana siang hari tidak terlalu panas, penambahan fasilitas yang biasa ada di kampus lain, dan banyak hal lagi dalam mengolah gedung kampus G ini.
• Kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal
• Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.
• Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat
• Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan (biasanya perubahan cara pandang dengan “metafor” terhadap bangunan yang kita lihat)
• Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami
• Membangun satu karya “bayangan” yang independen melalui bangunan sebagaimana miliknya, ibarat sebuah kendaraan.
KAMPUS G Universitas Gunadarma
Sebagai Mahasiswa Arsitektur Universitas Gunadarma, memang sudah kewajiban saya menerima untuk menimba ilmu di gedung G ini, dari 4 Kampus yang ada di Depok (D, E, G, H-red) 97% waktu kuliah saya adalah di kampus ini.Dari segi desain bangunan ini Nampak tak jauh beda dari bangunan kampus Gunadarma yang lainnya, namun saat berada di dalamnya, perbedaan sangat terasa di Kampus ini.
Dari segi fasilitas, gedung ini bisa dibilang di-“anak tiri”-kan, selain jumlah mahasiswa yang sedikit (sehingga suasana sore hari sering sekali sangat sepi), parkiran motor yang panas (sebelum tahun ajaran baru 2010 parkir motor tidak ada atap), serta parkir mobil yang sempit (kadang harus parkir parallel dengan “gigi netral” agar Pak Satpam bisa mendorong bila ada mobil lain yang ingin keluar, ruangan kelas pun sangat panas (belum semua ruangan diberi AC), serta tidak adanya fasilitas Internet Lounge di kampus ini seperti di kampus E atau D.
Mungkin mood kuliah saya selama 4 tahun ini akan sedikit lebih bersemangat kalau saja fasilitas di G ini disamaratakan dengan kampus lainnya, dengan vegetasi yang ditambah misalnya, agar suasana siang hari tidak terlalu panas, penambahan fasilitas yang biasa ada di kampus lain, dan banyak hal lagi dalam mengolah gedung kampus G ini.
ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DENGAN METODE KRITIK EVOKATIF
K R I T I K E V O K A T I F
• Evoke : menimbulkan, membangkitkan
• Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai bangunan
• Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang dikandung bangunan
• Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan bangunan
• Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan
• Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang
terungkap dan pengalaman ruang yang dirasakan.
• Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana
dirasakan kritikus
KRITIK EVOKATIF DISAMPAIKAN DALAM BENTUK :
a. Kritik Naratif
b. Kritik Fotografi (Intensify, Eteherial, Juxtaposition, Assosiation, Moment of Truth)
(sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur)
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
gambar pintu masuk Tanah Lot
Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Lokasi
Suasana di tepi pantai Tanah Lot
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Fasilitas
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.
(sumber : wikipedia)
Medio Juni 2009 lalu saya beserta seluruh mahasiswa Arsitektur Universitas Gunadarma melakukan perjalanan Kuliah Kerja ke Bali selama satu minggu, pengalaman yang sangat berharga buat saya karena ni kali pertama menginjakkan kaki di tempat yang disebut paling banyak dikujungi warga asing di Indonesia.
Dari beberapa tempat yang saya kunjungi, tibalah saya di TANAH LOT. Karena saya seorang Muslim, terucaplah kalimat subhanallah yang menggambarkan kekaguman saya pada Sang Pencipta yang sudah menciptakan tempat seindah ini.
Bangunan utama di Tanah Lot terletak di sebuah batu besar yang terapung diatas laut, kita hanya bias masuk ke purabtersebut bila air sedang surut. Sayang sekali karena saat saya kesana air laut sedang pasang sehingga saya pun harus mengubur keinginan saya untuk dapat bisa kesana.
pintu masuk yang terhalang karena air pasang
Bangunan di Tanah Lot sangat kental dengan nuansa Bali yang identik dengan nuansa Agama Hindu dengan berbagai kisahnya yang sangat bias memuaskan mata kita. Berada di tengah laut dengan ditemani desir ombak dan tiupan angin membuat cuaca panas di siang hari pun terkalahkan leh keindahan yang disajikan di Tanah Lot.
Bagi Anda yang belum pernah atau sama sekali belum ingin kesana, sebaiknya segeralah Anda nikmati keindahan yang ditawarkan Tanah Lot di BALI. “Kalau orang luar negeri sangat ingin kesana, kenapa kita orang Indonesia belum kesana?”
• Evoke : menimbulkan, membangkitkan
• Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai bangunan
• Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang dikandung bangunan
• Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan bangunan
• Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan
• Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang
terungkap dan pengalaman ruang yang dirasakan.
• Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana
dirasakan kritikus
KRITIK EVOKATIF DISAMPAIKAN DALAM BENTUK :
a. Kritik Naratif
b. Kritik Fotografi (Intensify, Eteherial, Juxtaposition, Assosiation, Moment of Truth)
(sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur)
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
gambar pintu masuk Tanah Lot
Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Lokasi
Suasana di tepi pantai Tanah Lot
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Fasilitas
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.
(sumber : wikipedia)
Medio Juni 2009 lalu saya beserta seluruh mahasiswa Arsitektur Universitas Gunadarma melakukan perjalanan Kuliah Kerja ke Bali selama satu minggu, pengalaman yang sangat berharga buat saya karena ni kali pertama menginjakkan kaki di tempat yang disebut paling banyak dikujungi warga asing di Indonesia.
Dari beberapa tempat yang saya kunjungi, tibalah saya di TANAH LOT. Karena saya seorang Muslim, terucaplah kalimat subhanallah yang menggambarkan kekaguman saya pada Sang Pencipta yang sudah menciptakan tempat seindah ini.
Bangunan utama di Tanah Lot terletak di sebuah batu besar yang terapung diatas laut, kita hanya bias masuk ke purabtersebut bila air sedang surut. Sayang sekali karena saat saya kesana air laut sedang pasang sehingga saya pun harus mengubur keinginan saya untuk dapat bisa kesana.
pintu masuk yang terhalang karena air pasang
Bangunan di Tanah Lot sangat kental dengan nuansa Bali yang identik dengan nuansa Agama Hindu dengan berbagai kisahnya yang sangat bias memuaskan mata kita. Berada di tengah laut dengan ditemani desir ombak dan tiupan angin membuat cuaca panas di siang hari pun terkalahkan leh keindahan yang disajikan di Tanah Lot.
Bagi Anda yang belum pernah atau sama sekali belum ingin kesana, sebaiknya segeralah Anda nikmati keindahan yang ditawarkan Tanah Lot di BALI. “Kalau orang luar negeri sangat ingin kesana, kenapa kita orang Indonesia belum kesana?”
Langganan:
Postingan (Atom)